Di dalam proses produksi pangan, ancaman merebaknya jamur pada olahan akan selalu hadir apabila kurang ketatnya proses produksi yang dilakukan sejak panen sampai siap pangan. Maka dari itu perlu banyak dilakukan sosialisasi kepada penghasil pangan akan pentingnya menjaga kehigienisan dari olahan yang diproduksi.
Salah satu yang banyak terjadi diantara para penghasil kopi adalah adanya Jamur Oktratoksin yang membahayakan bagi tubuh. Berbeda-beda kadar jamur yang ada pada biji kopi tergantung siapa dan bagaimana pengolahannya. Banyak masyarakat yang tidak sadar akan jamur yang membahayakan ini, sehingga tidak memperdulikan kebersihan, kontaminasi dari bahan beracun bahkan debu-debu penyakit yang bertebaran. Padahal, kopi adalah salah satu bahan pangan yang mudah terkontaminasi oleh virus, kotoran dan jamur. Jamur oktratoksin adalah salah satu virus pembunuh berbahaya bagi manusia.
Jamur oktratoksin bisa dihindari apabila sang pengolah kopi mau untuk bekerja lebih ketat. Tentulah beda aroma dan citarasa biji kopi yang telah terkontaminasi jamur dengan yang tidak. Seharusnya itu menjadi sebuah pendorong untuk lebih menambah kualitas citarasa kopi yang diproduksi.
Hal-hal yang harus diperketat untuk menghindari jamur ini adalah :
– Terus memperbaiki proses budidaya menjadi lebih baik agar kesehatan dari tanaman yang dihasilkan didapat.
– Peralatan pemanenan, wadah dan air menggunakan bahan-bahan aman dan bersih dari segala jamur yang menempel. Terhindar dari polusi saat penjemuran dengan melakukan penjemuran di tempat yang steril.
– Jangan mencampur buah yang bagus dengan yang rusak, yang jatuh ketanah dengan hasil petik, semua harus dipisahkan.
– Tidak atau menghindari menimbun biji kopi dalam waktu yang sangat lama dan berlebihan. Kadar air harus sedikit maksimal 13%. Jangan menimbun kopi dalam keadaan masih basah.
Apabila proses pengolahan diatas dilakukan secara ketat, maka tentunya mutu dan kualitas biji kopi akan baik dan menjadi pertimbangan besar bagi konsumen di pasar.