Kopi adalah minuman yang dikonsumsi lebih dari 2,25 milyar cangkir perhari di dunia. Diperkirakan 2 pertiga manusia di bumi minum secangkir kopi setiap hari. Bagaimana sulit dibayangkan dengan jumlah sebanyak itu, hingga sepadan kopi memerankan komoditi dunia ke dua setelah minyak bumi.
Karena begitu penting kopi bagi kehidupan kita, di manapun manusia di dunia ini membutuhkannya. Namun, apakah kita mengetahui dzat ajaib ini dari manakah mereka bisa hadir terhidang di meja kita. Sebuah perjalanan panjang yang mesti dimafhumkan kaum penyeruput kopi, kami mencoba sedikit menceritakan perjalanan ini.
Saat Kopi Tumbuh
Kopi berawal dari sebuah biji mentah atau green bean. Untuk menanamnya dibutuhkan waktu sekitar 2,5 bulan membuat benih sehat menjadi berkecambah sebagai kader tanaman Genus Coffea. Bakal tanaman yang masih muda ini sangat rapuh, sehingga biasanya dijaga dalam kain untuk melindungi mereka dari unsur positif yang sedang tumbuh.
Bibit kopi yang telah berkecambah ditanam dalam media. Butuh waktu sekitar 3-4 tahun bagi tanaman kopi agar menghasilkan buah kopi yang siap dipanen dengan kualitas mutu yang baik.
Sebelum menjadi buah kopi, tanaman coffea menghasilkan bunga yang berkembang, bunga inilah yang bakal menjadi buah kopi ceri. Rentang waktunya sampai berbuah antara 30-35 minggu mengikuti cuaca di tempatnya.
Nama lain kopi adalah Genus Coffea yang biasanya punya beberapa spesies. Spesies tanaman Coffea yang paling umum adalah Coffea arabica (Arabika), sekitar 75-80% jenis ini diproduksi kopi global. Sedangkan menempati kedua adalah spesies Coffea Canephora alias Robusta yang menempati 20% produksi kopi global.
Pemanenan Buah Kopi Ceri
Medan tempat kopi bermakam biasanya sangat sulit dan terjal. Lantaran hal itu pemetikan buah kopi di dunia banyak menggunakan tenaga manusia melalui tangan-tangan terampil. Sekitar 3-5 tahun setelah ditanam kopi siap dipanen.
Sebagian negara penghasil kopi punya panen tahunan seperti di Indonesia ini tepatnya di Lampung. Di Lampung ada yang memiliki dua bunga setiap tahun, yakni menghasilkan dua kali panen. Masyarakat di Lampung biasa menamakannya panen pertama dengan kopi selang.
Para petani yang mengerti akan tahu kapan buah kopi siap dipanen yaitu ketika berwarna merah terang. Satu persatu buah kopi dipetik dari cabang pohon secara Selective Picking. Yang selektif hanya memilih buah kopi merah ranum ke atas bukan berwarna kuning ataupun hijau. Bagi petani yang tidak selektif mereka akan merontokkan buah kopi dari pangkal sampai ke ujung batang tanpa memandang warna. Buah ceri yang masih hijau sebenarnya akan berdampak negatif pada rasa kopi yaitu citarasa sepat.
Banyak petani keberatan jika memutil kopi hanya merah, karena mereka harus kembali ke pohon yang buah merahnya menyusul kemudian hari. Sehingga penting bagi supplier membeli lebih mahal nilai jual untuk kopi yang dipilih secara selektif.
Saat Proses Pasca Panen
Buah kopi yang sudah dipetik bukan tanda selesainya pekerjaan petani. Kopi-kopi ini perlu diolah agar bisa mengeluarkan green bean kopi dari buahnya.
Buah Kopi berbentuk ceri ini adalah biji kopi yang dilapisi kulit tanduk (endocarp), daging buah (mexocarp) dan kulit buah (exocarp). Kulit-kulit yang menyelimuti biji kopi adalah harus dilepaskan segera agar tidak terjadi pembusukan.
Pasca panen kopi saat ini banyak dilakukan inovasi agar tercipta karakter khusus. Namun dari semua itu umumnya dibagi 2 proses di antaranya :
Dry Processing atau olah kering
Metode yang paling lama digunakan untuk pasca panen kopi adalah dry process. Buah kopi yang telah dipetik dipertahankan kulit kopinya sebelum digiling. Pada tahap ini biasanya menyortir kembali buah hijau dan cacat yang terbawa.
Ceri kopi pilihan kemudian diletakkan di atas beton ataupun terpal hingga kering di bawah sinar matahari. Secara rutin para petani membolak balik kopi untuk memastikan pengeringan menyeluruh. Apabila panas cuaca mendukung selesai prosesnya setelah 4 minggu. Metode ini banyak digunakan untuk kopi robusta termasuk di Lampung Barat.
Wet Processing atau Olah Basah
Olah basah tujuannya menghilangkan kulit buah yang menutupi biji kopi dengan segera sebelum pengeringan. Cara inipun untuk memperoleh kopi yang benar-benar matang lewat perambangan air. Kopi yang bagus mutunya akan tenggelam masuk ke mesin pulper, kopi buruk mutu akan mengambang dan terbuang.
Buah kopi yang telah terkelupas kulitnya dari pulper masuk media fermentasi dengan mikroba untuk memecah lendir kopi. Fermentasi yang digunakan ini harus sangat berhati-hati karena berakibat fermented jika berlebih.
Biji kopi yang masih basah ini masih diselimuti kulit tanduk yang belum kering. Dalam masa penjemuran, kulit tanduk basah ini akan mengeras. Dengan kadar air 10-12% biji kopi berkulit tanduk siap masuk mesin pengupas.
Meskipun ini adalah dua metode pengolahan yang paling umum, metode ini bukan satu-satunya metode pengolahan pasca panen. Di sana ada honey process, natural, semi washed dan sebagainya.
Pengupasan Kulit Kopi Kering (Huller)
Baik kopi proses kering maupun proses basah akan melewati proses masuk mesin huller. Kopi yang telah selesai kering dijemur akan mudah diambil biji kopi di dalamnya. Bagi kopi dry proces berbentuk cangkang-cangkang hitam keras, bagi wet process berwana kuning gabah dari kulit tanduk kopi.
Pada titik ini sebenarnya kopi sudah menjadi green bean. Namun sebagian pengolahan terkadang melakukan huller diposisi setengah kering dan menjemurnya kembali. Ada juga yang melanjutkan ke after polished agar kulit ari yang menempel bisa lepas.
Biji kopi kemudian digrading berdasarkan ukuran, cacat, hama, bercak fermentasi dan kotoran selainnya. Dari sini kualitas green bean bisa mencapai grade 1 sesuai standar yang dipakai. Standar mutu fisik biasanya mengacu pada ISO 6673
Biji Kopi Siap Dijual
Green bean yang telah terpilih dikarungkan dan bisa dijual ke pengepul, roaster atau untuk ekspor. Orand-orang di dunia sangat menunggu-nunggu hasil biji kopi dari segala penjuru termasuk indonesia.
Test mutu citarasa kopi
Test mutu kopi untuk pasar global menurut ICO hanya cukup mutu fisik berdasarkan ukuran, cacat, kotoran dan kadar air kopi. Untuk mutu citarasa diperlukan coffee cupping atau uji citarasa dari aroma, flavour dan body.
Tahap Roasting Kopi Atau Pemanggangan
Sekarang green bean diroasting secara massal dan pada suhu tinggi. Namun, ada banyak variasi suhu dan durasi roasting kopi, yang semuanya meningkatkan kualitas spesifik pada biji kopi.
Coffee roastmasters mengembangkan profil roasting yang berbeda untuk biji kopi dari daerah yang berbeda. Biji kopi punya variasi dan metode pengolahan yang berbeda-beda sehingga roaster harus mencari profil yang tepat agar karakteristik kopi didapat.
Beberapa profil roasting yang biasanya dipakai para roaster
Karakter citarasa sweetness, grassy, and acidic
Light Roast
Light Brown, mempertahankan karakteristik asli biji kopi dan keasaman kompleks
Medium light brown, karakter biji kopi masih tetap terjaga
Berwarna Medium brown
Medium dark brown, flavour lebih kuat
Vienna Roast
Moderate dark brown, berminyak, bittersweet flavor, low acidity, originalitas flavour masih dipertahankan
Dark brown, karakter mengkilat, pahit kuat, keaslian flavour sedikit didapatkan.
Hitam pekat, sangat mengkilat, no/low acidity, thin body.
Giling dan Seduh!!
Proses pemanggangan kopi telah selesai maka sekarang tinggal meracik menjadi minuman. Roasted bean digiling sesuai dengan kekasaran yang dibutuhkan. Ada tubruk, kopi press, espresso dan sebagainya.
Ada banyak cara alat untuk menyeduh kopi adalah di antaranya :
Kopi Adalah Cinta
Sama kopi namun beda cara seduh tentu beda rasa. Setiap cara seduh yang digunakan akan mengecap karakter unik yang bisa dijadikan petualangan. Mereguk nikmatnya pengalaman minum kopi memang tidak akan pernah rampung dalam satu hari.
Selaras dengan sebuah perjalanan kopi yang panjang, diasuh dengan kasih, terpilih kualitas utama. Mulai sekarang, jangan pernah buang kopimu, karena kopi adalah anugerah.
Pic Header By Grizzlybear-Se
Referensi :
Writer :
Abdillah M