Budidaya Tanaman Kopi dengan Cara Stek

Budidaya Tanaman Kopi dengan Cara Stek

Budidaya pengembang biakan tanaman kopi bisa dilakukan dengan dua cara, yakni pengembang biyakan melalui cara generative maupun vegetative. Cara generative yakni menggunakan biji atau benih sedangkan cara vegetative ada beberapa teknik yakni tekni okulasi, kultur jaringan dan stek. Masih rendahnya kualitas tanaman kopi di Indonesia terkadang disebabkan karena kualitas benih biji kopi yang digunakan pada teknik penanaman generative masih rendah kualitasnya. Sehingga diperlukan cara cepat pengembang biayakan tanaman kopi agar hasil yang didapatkan lebih sempurna. Salah satu cara yang banyak dilakukan orang adalah dengan stek batang tanaman kopi.

Budidaya tanaman kopi menggunakan teknik vegetative stek batang memiliki banyak keuntungan, diantaranya adalah mudah dilakukan, sifat nya akan sama dengan induk yang dipilih, lebih cepat berbuah dan hasilnya akan lebih seragam. Pengembangan tanaman kopi dengan cara seperti ini lebih menguntungkan secara ekonomis karena tak harus menunggu lebih lama pada usia tanaman kopi yang seharusnya. Akan tetapi beberapa kelemahan akan muncul pada tanaman kopi yang menggunakan teknik stek, diantaranya adalah tanaman tidak memiliki akar tunjang dan akan lebih mudah roboh serta pada usia muda biasanya akan lebih mudah diserang nematoda. Namun saat ini beberapa kekurangan tersebut bisa diatasi dengan cara penyambungan batang.

Berikut ini adalah cara budidaya tanaman kopi dengan teknik stek batang:

  1. Pemilihan induk, untuk jenis kopi robusta misalnya sebaiknya menggunakan system poliklonal yakni teknik budidaya kopi dengan menggunakan banyak klon. Dalam satu hamparan kebun kopi harus terdiri dari 3 hingga 4 klon. Hal ini disebabkan karena jenis kopi robusta memiliki teknik penyerbukan silang.
  2. Mempersiapkan peralatan stek yang digunakan, diantaranya adalah pisau, gunting, perangsang akar dan juga media tumbuh. Perangsang akar bisa dibeli di toko pertanian, namun jika ingin menggunakan perangsang alami biasanya yang digunakan adalah air seni sapi.
  1. Lakukanlah penyetekan tanaman pada penghujung musim hujan. Hal pertama yang dilakukan pilihlah dahan yang berumur 3 sampai 6 bulan, cukup muda akan tetapi sudah berwarna coklat. Lalu lakukan pemotongan pada bagian ruas 2 hingga 4 dari pucuk, sebaiknya pemotongan dilakukan secara miring supaya ujung setek meruncing. Ukuran panjang stek kira-kira 10 cm, lalu gunting setengah dari helai bagian daunnya guna mengurangi proses penguapan. Kemudian jaga kelembaban ranting yang sudah disetek supaya tidak kering oleh tiupan angin dengan cara meletakkannya di dalam karung basah.
  2. Setelah ranting tersebut dipotong, celupkan bagian pangkal setek ke dalam cairan perangsang akar. Penggunaan hormon buatan pabrik sebaiknya baca aturan dan dosis pemakaiannya, sementara jika menggunakan urine sapi hendaknya diencerkan ebanyak 100 ml kencing sapi dengan menggunakan 1 liter air. Masukkan bahan setek tersebut lebih kurang selama 10 hingga 15 detik sebelum kemudian ditancapkan pada media tumbuh.
  3. Tancapkan bagian stek pohon kopi di bedengan media tumbuh yang sudah dibuat dengan jarak 15×15 cm. lalu aturlah kedalaman batang setek 5 hingga 7 cm. Siramlah bedengan tersebut dengan gembor 1 hingga 2 kali sehari dengan cara membuka dan menutup bagian sungkup. Lakukan dengan hati-hati supaya tidak merusak bagian tanaman. Lalu setelah usianya kurang lebih 3 bulan berada dalam media tumbuh tersebut, biasanya stek sudah berakar, segera buka penutup sungkup tersebut. Dan pada bulan yang ke-4 stek pohon kopi siap dipindahkan ke dalam polybag.
Baca Juga :  Proses Kopi Natural Dry Process dan Wet Process

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *