Dalam hiruk pikuk Jakarta yang tak pernah terlelap, aku menemukan cinta yang paling murni; bukan pada gemerlapnya kota, melainkan pada kehangatan sebuah cangkir kopi. Aroma itu, setiap kali, bagaikan bisikan yang mengundang aku untuk menemukan cerita di baliknya, yang belum sempurna, yang terus menari dalam pikiranku.
Aku tergerak, tidak lagi sanggup untuk hanya menjadi penikmat diam. Aku meninggalkan keramaian, mencari ketenangan dan jawaban di Lampung Barat, di mana hijau kopi robusta bergelantungan, bagai permata yang belum tergosok. Aku ingin mengubahnya, aku ingin menceritakannya.
Di Desa Limau Kunci, antara derai hujan dan bisikan angin, aku bertemu dengan para petani, penjaga sejati robusta, yang dengan sabar dan kasar telah menenun mimpi dalam bentuk biji-biji kopi. Dengan semangat membara, aku mengajukan gagasan: proses olah basah Fine Robusta. Namun, angin yang kuduga akan membawa perubahan malah membawa badai penolakan.
“Terlalu rumit! Terlalu banyak usaha!” teriak mereka. Tradisi dan skeptisisme mereka terhadap metode-metode baru menjadi tembok yang kuat, membuat usahaku tampak mustahil. Namun, aku tak tergoyahkan. Aku percaya, robusta kita bisa menjadi lebih, bisa bercerita lebih banyak.
Dan kemudian, di saat semua tampaknya akan hancur oleh penolakan, ada titik terang. Robusta yang diolah dengan kasih dan dedikasi, dengan metode olah basah yang kukuhkan, merebut hati para penikmat kopi seantero Indonesia. Menjadi juara, sebuah simbol prestasi, sebuah bukti.
Para petani, mereka yang semula meragukan, kini melihat dengan mata terbuka. Harga yang sesuai dengan kerja keras dan keringat mereka mulai mengalir. Kesejahteraan yang selama ini seperti mimpi di siang bolong, perlahan menjadi nyata.
Dari penolakan yang pahit, sampai pada pengakuan yang manis, perjalanan ini bukan hanya tentang kopi. Ini adalah kisah keberanian, kepercayaan, dan kemenangan. Ini adalah kisah “Ahli Kopi Lampung”, simbol dari sebuah perjuangan, bukan hanya usaha, melainkan revolusi dalam setiap cangkir kopi Lampung Barat yang kini menghangatkan jiwa dan membawa kisah para petani ke panggung dunia.